Sabtu, 28 Maret 2009

Adikku

To Zein & Im

Kutulis puisi ini dengan mata berkaca-kaca, dan hati terasa sangat gembira
Butiran-butiran air mata semakin mencucur deras, ketika huruf demi-huruf tertata
Tubuhku terasa semakin bergetar keras, namun aku terus memaksa
Aku pun tersungkur lemas, tatkala meletakkan huruf terakhir pada puisi ini
***
Adikku, lihatlah aku! Kini bukan lagi sebagai kakak yang dulu lagi
Aku sudah mengerti jati diri
Bahkan kini aku tak memerlukan lagi
Karena aku sudah melewati
***
Adikku, lihatlah aku! Kini aku mulai menginjak belajar arti harga diri
Bukan seperti dulu, yang hanya bernyanyi namun tidak mampu berdiri
Aku pun mulai merasakan fungsi mata hati
Sehingga aku tidak perlu lagi harus takut mengejar mimpi, karena aku yakin akan terbukti
***
Adikku, lihatlah aku! kini hadir dengan membawa banyak arti
Arti kehidupan sudah dalam genggaman, kini tiada lagi yang perlu aku takuti
Aku pun telah mengerti cinta, bahkan kini telah melebur-nyatu dalam pribadi
Kini, lepaslah sudah baju ambisi
***
Adikku, kuucapkan terimakasih pada kalian...
Karena kalianlah aku semakin mengerti...
Kini, kupasung jiwa ini agar tidak berlari
Maka terimalah persembahan kecil dari manusia yang pernah tak berbudi ini!!
***
La haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim
Shodaqallahul ‘adzim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar